Senin, 16 Februari 2009

Jawanya Jogja

Setelah tidur cuma beberapa jam saja, sedari pagi semua terasa salah. Sarapan di Via-via di jalan bule-bule itu dengan Lachlan, teman kerja dari Engagemedia, cappucino nya enak. Tapi susu kocoknya terlalu banyak. Busanya mengembung sampai setengah gelas sendiri.. benar-benar salah.

Sampai di Kampung Halaman tentu saja, image LSM interlokal yang disiplin berhasil ditampilkan. Tetapi semua yang kamu sudah siapkan, jadwal dan seluruh rencana terasa gagal. Mulai dari pembelian komputer yang berganti harga sampai 3 kali dari 8 juta sekian sampai mencapai 9 juta lebih, terlupa membeli beberapa hal sehingga sistem kurang bisa dijalankan, tapi memang pada akhirnya semua berjalan lancar karena kami rela menambah waktu untuk memasang semua kebutuhan esok hari, namun.. kurang, bahkan.. tidak sempurna sama sekali. Jauh dari yang kami harapkan.. benar-benar salah.

Ada sms dari Maya. Band punk dari Hungaria mau main di Bunker. Awalnya saya tertarik. Tapi setelah seharian menghadapi banyak hal yang aneh saya mulai ragu, apa saya akan menikmati acara tersebut? Badan rasanya seperti habis dihantam 33 orang. Tapi Maya berhasil meyakinkan saya, bahwa itu hanya 20 menit bersepeda saja.. Namun apa yang terjadi? Bunker tidak sedekat itu dari rumah kami.. Saya kayuh perlahan sepeda dengan rem yang sama sekali tidak aman itu. Perasaan mulai tidak enak. Sampai akhirnya di belokan sebuah motor menabrak Maya dan saya. Gadis oriental kurus dengan rambut di cat ala bule itu jatuh dari motor dan saya spontan melempar sepeda dan melompati motor tersebut. Kaki gadis itu tertimpa motornya sendiri. Tidak begitu parah, tapi saya yakin itu akan mebuat memar untuk 3 minggu ke depan. Luka-luka di beberapa bagian tubuhnya saya yakin akan membuatnya bingung bagaimana cara membuatnya putih dan kinyis-kinyis lagi. Kasihan... tapi.. ada apa ya? benar-benar salah...

Saya pikir, apa yang sebenarnya terjadi? Di tengah band hardcore Jogja yang sebenarnya punya performance yang bagus di panggung itu, saya duduk, masih bergetar karena kaget dan berfikir.. Kenapa semua ini terasa salah? Ini hari Senin. Apa Kliwon ya? Saya punya weton Senin Kliwon. Akhirnya sama putuskan sms Mas Doni. Teman di Malang yang Jawanya kental. "mas, sekarang Senin Kliwon ya?". "Oyi, va. Nanti kamu telpon aku ya". Pernah satu hari dia bilang kalau saya tidak boleh keluar terlalu jauh dari rumah pas hari Senin Kliwon. Nanti bisa celaka. Nah... ya toh.. dari dulu saya tinggal di Malang sampai 2 tahun di Jakarta, tidak pernah saya tahu mengapa ada beberapa Senin yang benar-benar salah. Tapi karena Jawanya Jogja, mungkin saya lebih bisa mengingat hal-hal spiritual seperti ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar